Pendidikan Multikultural Berbasis Pesantren Perspektif Tafsir Al-Ibriz Quran Surat Al-Hujurat Ayat 11-13

Authors

  • Fatia Inast Tsuroya Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.35719/adabiyah.v1i1.11

Keywords:

al-Hujurat 11-13, multicultural, pesantren, Tafsir al-Ibriz, al-Hujurat 11-13

Abstract

Gerakan radikalisme antimultikultural telah memberikan dampak yang dapat membahayakan proses kerukunan berbangsa dan bernegara serta mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pergerakanannya yang semakin massif melalui gerakan massa, lembaga masyarakat sampai lembaga berbalut keagamaan hal ini menunjukkan betapa pemahaman agama sebagian masyarakat masih sangat rentan untuk disusupi dengan paham-paham radikal yang disampaikan oleh mereka melalui ruang publik, seperti sekolah, pesantren atau bahkan di perguruan tinggi. Pesantren merupakan salah satu lembaga tertua pemelihara tradisi intelektual keagamaan di Indonesia yang telah berproses sejarah panjang dan telah banyak memberikan kontribusi terhadap warisan keberagaman dan kebudayaan warga negara Indonesia. Maka dari itu perlu menelaah pandangan seorang tokoh kelahiran Rembang yang besar dari pesantren yaitu KH. Bisri Musthofa adapun tentang pendidikan multikultural berbasis pesantren dalam sudut pandang tafsir al-Ibriz karya KH. Bisri Musthofa dalam QS. Al-Hujurat ayat 11-13. Penelitian ini berbasis library research. Berdasarkan hasil penelitian terdapat tiga poin penting pertama, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih dari mereka (yang mengolok-olokkan). Kedua, Jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain. Ketiga, allah menjadikan kita dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kami berbangsa-bangsa, bersuku-suku supaya saling kenal-mengenal.

Kata Kunci: multikultural, pesantren, Tafsir Al Ibriz, al-Hujurat 11-13

The antimulticultural radicalism movement had an impact which could endanger the process of national and state harmony and threaten the integrity of the Unitary State of the Republic of Indonesia. The increasingly massive movement through mass movements, community institutions to religiously wrapped institutions shows that religious understanding of some people is still very vulnerable to be infiltrated by radical notions conveyed by them through public spaces, such as schools, pesantren or even in universities. Pesantren is one of the institutions that maintain religious intellectual traditions in Indonesia, which has a long history and has contributed to the diversity and cultural heritage of Indonesian citizens. Therefore it is necessary to examine the views of a great figure born in Rembang from a pesantren, namely KH. Bisri Musthofa as for the pesantren-based multicultural education in the perspective of the interpretation of al-Ibriz by KH. Bisri Musthofa QS. Al-Hujurat verses 11-13. This research is based on library research. Based on the results of this study there are three important points first, let not a people make fun of other people (because) they may (those who are mocked) more than them more than they (who make fun). Second, stay away from most prejudices, in fact some of the prejudices are sinful and do not find fault with others. Third, Allah made us from a man and a woman and made us as a nation, tribal so we know each other.

 

Published

2020-06-15

How to Cite

Tsuroya, F. I. (2020). Pendidikan Multikultural Berbasis Pesantren Perspektif Tafsir Al-Ibriz Quran Surat Al-Hujurat Ayat 11-13. AL-ADABIYAH: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 1(1), 33-48. https://doi.org/10.35719/adabiyah.v1i1.11